Sabtu, 6 Mei 2023
Saham emiten perbankan merupakan salah satu instrumen investasi populer di pasar modal Indonesia. Namun, untuk memahami saham emiten perbankan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi investor pemula. Penulis sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memelajarinya dan memahami saham emiten perbankan. Dari beberapa buku yang telah dibaca penulis, ada beberapa indikator terbaik yang dapat digunakan dalam menilai saham emiten perbankan. Indikator tersebut telah diterapkan penulis saat melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Berikut 3 (tiga) indikator terbaik yang diterapkan penulis, antara lain:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang digunakan untuk menjelaskan kekuatan modal suatu bank dalam menghadapi krisis. Tentunya dalam berinvestasi saham kita wajib mengutamakan agar dana pokok kita tidak hilang walaupun sedang terjadi krisis. Dana pokok saat berinvestasi bisa hilang apabila suatu bank mengalami kebangkrutan. CAR yang tinggi bermanfaat ketika bank diterpa krisis menjaganya agar tetap stabil dan tidak bangkrut. Semakin besar nilai CAR suatu emiten maka akan semakin bagus. Menurut beberapa buku dan pengalaman penulis, bank yang bagus memiliki CAR lebih besar dari 15%. Untuk mengetahui berapa nilai CAR suatu perbankan, kalian bisa melihat di laporan keuangan triwulanan atapun laporan keuangan tahunan dari emiten perbankan yang sedang kalian cari. Berikut adalah contoh melihat nilai CAR dari emiten BJTM 2022 (setelah kalian download laporan tahunannya kalian CTRL+F dan masukkan kata kunci "Capital Adequacy Ratio")
2. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) adalah pendapatan dari bunga hasil bank meminjamkan uang.
NIM = (Pendapatan Dari Bunga - Biaya Bunga) / Total aset produktif
ketika membicarakan terkait dengan emiten perbankan, tentunya terpikirkan oleh kita bahwa salah satu pendapatan dari bank adalah bunga bank. Nilai bersih dari pendapatan bunga bank tersebut tentunya semakin tingi akan semakin bagus. NIM merupakan salah satu indikator yang menunjukkan rasio antara pendapatan bersih dari bunga bank terhadap total aset produktif. Semakin tinggi NIM suatu emiten perbankan, maka akan semakin baik. NIM tidak usah kita hitung secara manual, karena sudah tersaji di dalam laporan tahunan perusahaan. Berikut adalah contoh melihat nilai NIM dari emiten BJTM 2022 (setelah kalian download laporan tahunannya kalian CTRL+F dan masukkan kata kunci "Net Interest Margin")
3. Non Performing Loan (NPL)
NPL = Kredit Bermasalah / Total Kredit x 100%
Non Performing Loan (NPL) adalah persentase kredit macet terhadap total kredit yang telah disalurkan (dipinjamkan) ke masyarakat. Salah satu tugas dan fungsi bank adalah memberikan pinjaman dana segar kepada masyarakat ataupun nasabah. Tentunya, ketika memberikan pinjaman tersebut ada beberapa nasabah yang mengalami gagal bayar hutang sehingga bank merugi. Untuk mengetahui kinerja perusahaan perbankan salah satunya adalah dengan mengetahui berapa persentase nasabah bank yang gagal bayar hutang. Tentunya, semakin tinggi persentase nasabah yang gagal bayar hutang maka akan menjadi indikator buruknya kinerja suatu emiten perbankan. Jadi semakin rendah nilai NPL Gross maka semakin baik kinerja suatu perusahaan perbankan, sebaliknya semakin tinggi nilai NPL Gross maka menunjukkan semakin buruk kinerja suatu perusahaan perbankan. Biasanya, suatu emiten perbankan akan memberikan angka NPL kepada para investor ataupun calon investor yang tertuang di dalam laporan tahunan perusahaan. Berikut adalah contoh melihat nilai NPL dari emiten BJTM 2022 (setelah kalian download laporan tahunannya kalian CTRL+F dan masukkan kata kunci "Non Performing Loan")

Daftar Pustaka
Wira, D. (2014). Analisis Fundamental Saham. Jakarta: Exceedbooks
Jos
BalasHapus